Produksi Program Televisi
1. Teknologi Informasi:
Telegram, Radio, Telephone, Televisi, Internet, Telephone Selular (Mobile Phone), GPS, Hologram.
Teknologi Informasi telah berkembang dari masa ke masa dan semakin memudahkan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Teknologi informasi bermula dari suara sandi (kode morse) kemudian berkembang ke radio pemancar dan telephone, Film, Televisi, Internet, Mobile Phone.
Siaran televisi untuk menyebarluaskan menggunakan microwave darat (Teresterial), kini teknologi satellite memungkinkan kita berkomunikasi dengan lebih mudah dan bahkan mengetahui keberadaan seseorang di suatu tempat. Kita juga dapat mengakses foto satelit dan mencari rumah kita lewat google earth.
Tritunggal media massa : radio, tv dan koran.
II. Komunikasi Massa dan Sifat.
Tujuan Informasi, Trilogi TV
Komunikasi massa adalah: pesan dari satu sumber ke khalayak ramai.
Sifatnya: serentak dan satu arah, untuk media tertentu dapat interaktif
Koran, Radio, Televisi, Internet—interaktif.
Broadcast, menyebar. Televisi dapat menghadirkan sesuatu yang actual dan secara serempak dapat diterima oleh khalayak penonton.
Pesan: content informasi yang akan disampaikan kepada khalayak —- APA UNTUK SIAPA—–
Khalayak atau komunikan: Tujuan dari komunikator yang akan diberi pesan.
Tujuan Informasi: kepada siapa informasi akan disampaikan. Khalayak ramai, tertentu, demografi—-Narrowcaster.
Penerangan, Pendidikan, Hiburan, Promosi
Trilogi TV: Produksi, Pemancar, Dan Televisi sebagai alat Penerima.
Fungsi Televisi:
- The Surveilance of the environmenment (media massa bertindak sebagai pengamat lingkungan dan memberikan informasi atas hal hal yg tdk terjangkau khalayak)
-The Correlation of the parts of society in responding to the environment
(Pemilihan, penilaian, penafsiran tentang apa yang patut disampaikan kepada khalayak) — gatekeeper arus informasi.
-The Transmission of the social heritage from generation to the generation (Media massa berfungsi sebagai jembatan tata nilai dan budaya dari generasi ke generasi berikutnya atau sebagai pendidikan. (The curse of the golden flower, Memories of geisha)
III. Materi Produksi dan Sarana Produksi (Berfikir Tentang Produksi Program TV)
Karakteristik, Tema, Gambar Yang logis, Sarana Produksi
Karakteristik Televisi:
Televisi sebagai media elektronik audio visual dapat menghadirkan sesuatu yang actual dan secara serempak dapat diterima oleh khalayak penontonnya. Contoh yang paling nyata adalah saat kita melihat pertandingan liga utama Inggris, Talk Show Empat Mata, Grand Prix Formula 1 dan Upacara 17 Agustus di Istana Negara.
Itulah yang membedakan dengan film. Jika film, kita harus menunggu beberapa saat dulu sebelum dilihat. Disebabkan karena melalui proses yang panjang, dari penulisan naskah, persiapan produksi, produksi atau rekaman dan paska produksi (editing, dubing dan mixing).
Dari uraian tersebut maka kita harus dapat memikirkan apa yang akan kita produksi harus mudah dimengerti olah khalayak. Kita dapat menerima informasi melalui panca indera kita seperti mata, telinga, hidung, kulit dan mulut. Mata merupakan alat penerima informasi terbesar yaitu 75 %. Itulah sebabnya mengapa ada orang yang berani meyakinkan orang lain dengan mengatakan “Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri”. Media Televisi menghadirkan informasi tidak hanya yang bersifat Visual tapi juga Audio, walaupun unsur unsur visual lebih dominan.
Tema/Ide
Ide adalah Pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton. Ide biasanya dapat datang dari pimpinan produksi, penulis naskah, sutradara atau pengarah acara.
Tema untuk program siaran televisi adalah apa yang disebut Simulated Experience tentang:
-
- Melihat sesuatu yang belum pernah dilihat
- Berjumpa dengan seseorang yang sebelumnya belum pernah dijumpai.
- Datang ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi.
(Maka kita perlu menyesuaikan dengan Selera, Keinginan dan Kebutuhan Khalayak)
Tema yang tidak cocok untuk televisi:
Tema yang abstrak misalnya menggambarkan kemungkinan kondisi ekonomi atau politik pada lima tahun mendatang serta berbagai upaya untuk mengatasi. Tema tersebut lebih mudah diucapkan daripada ditunjukkan dengan gambar.
Tema yang disusun berdasarkan teori dan kelihatannya mudah misalnya: A adalah B tetapi bukan D sedang D sendiri sama saja B.
Tema yang memerlukan berbagai table, grafik, yang memerlukan penjelasan dan durasi panjang untuk mengamati.
Tema yang mengharuskan khalayak untuk mengingat perbendaharaan ilmu pengetahuan.
Tema yang tidak dapat dimanfaatkan apabila data tidak ada di khalayak. Contoh: saat kita mendengarkan ceramah yang alat peraganya menggunakan overhead projector dan sebagainya. Dapat anda bayangkan jika peserta belum memiliki catatan atau naskah maka peserta harus tergesa gesa mencatat. Untuk televisi jelas durasi sangat terbatas.
Tema yang sulit dijelaskan dengan gambar kecuali dengan kata kata. Seperti perintah “Tolong pakaian bayi itu diganti”. Nah ini cukup diucapkan saja.
Gambar Yang Logis
Orang melempar batu. Dari Long Shot orang yang akan melempar batu, Medium Close Up Orang yang siap melempar batu dan melempar, cut to….
Extreme Long shot Pasar, Medium shot pembeli membelakangi kamera dan terlihat penjual sedang membungkus cabe.
Beberapa orang sedang makan makanan yang lezat di sebuah restoran yang mewah sedangkan gambar lain menunjukkan seorang gadis sedang duduk dipinggir jalan, kedinginan dengan pakaian lusuh. Ini menunjukkan suatu adegan yang kontras.
Sebuah pantai di pulau yang indah, dengan hamparan pasir yang putih, terlihat beberapa orang asing sedang berjemur lalu terlihat mereka membuang plastik dan sampah seenaknya. Fade out to Fade in gambar pantai yang kumuh dan sepi.
Sarana Produksi
Pada Organisasi Stasiun Televisi biasanya terdapat crew atau kelompok kerja produksi, pengisi acara (artis), dan peralatan.
Crew Produksi terdiri dari
Satuan kerja produksi: – Kepala Siaran, Perencana Siaran/Produser, Pengarah Acara, Penulis Naskah, Pembaca Berita, Pewawancara (reporter), Penyiar Kesinambungan atau Continuity Announcer.
Fasilitas Produksi: – Perekayasa Dekorasi, Perekayasa Grafik, Peneta Rias dan Busana, Propertyman, Pelukis.
Satuan Kerja Operator Teknik: -Technical Director, Penata lampu (cahaya), Kameraman, Penata Suara, Switcherman.
Satuan Kerja Teknisi (engineering): – maintanace, instalator (pemasang), Telecine, VTR, Pemancar.
Pengisis Acara
Pakar, Artis, Tokoh masyarakat, Penyanyi, Presenter.
Peralatan Produksi
Kamera, Lighting (lampu), Microphone, Tripood, Crane, Dolly, Pedestal, Switcher, Mixer, Video Tape Recorder.
Biaya Produksi, Organisasi Pelaksanaan Produksi
Kita dapat menggali sumber dana untuk biaya produksi, antara lain:
a. Private Investor :
Perorangan yang tertarik untuk berinvestasi dalam sebuah produksi. Biasanya ada yang berhitung secara bisnis (memberi modal) atau sekedar mencari kepuasan ataupun prestis. (misalnya : Rudy Sujarwo dan Setiawan Djodi)
b. Corporate Sponsorship
Perusahaan publik yang memiliki alokasi dana untuk produksi film/video misalnya: Sony, Mobil Oil, Panasonic, BASF. Kita dapat menawarkan proposal produksi kita melalui humas perusahaan tersebut.
c. Public Foundation Grants
BP2N di Indonesia pernah memberi pinjaman dana untuk beberapa film karya: Nano, Garin Nugroho, Slamet Rahardjo dsb.
d. Pemerintah Daerah
Pemda sering mendanai sebuah produksi film/video untuk tujuan mengenalkan potensi daerah atau promosi wisata misalnya Pemda DKI yang mendanai film Fatahilah karena mengandung unsur sejarah.
e. Private Foundation Grants
Adalah Yayasan yang didirikan perorangan misalnya Ford Foundation, Rockefeler Found dsb.
f. Kredit dari Bank
g. Festival Internasional
Beberapa festival di luar negeri meneydiakan bantuan untuk dana produksi dan tentunya menyediakan hadiah/penghargaan bagi pemenangnya. Antara lain: Roterdam FF, Pusan FF, dsb
Organisasi Pelaksana Produksi
adalah organisasi yang menyelenggarakan produksi.
Oragnisasi ini berperan dalam pembuatan produksi dan bertugas melaksanakan persiapan hingga siap tayang atau siap ditonton oleh audience. Tim produksi ini bisa merupakan lembaga lembaga yang berkompeten, production house dan televisi.
Tugas dan Tangungjawab Pelaksana Produksi
Produser:
Bertanggung jawab terhadap perencanaan produksi. Ide bisa datang dari produser ataupun orang lain. Produser harus memiliki kepekaan terhapa kepentingan khalayak penonton.
Produser juga bertugas:
Melakukan konsultasi dengan penulis naskah.
Melakukan analisa dan bedah naskah
Menyusun crew produksi
Merencanakan susunan artis bersama pengarah acara
Merencanakan anggaran Produksi
Membentuk unit pelaksana kerja produksi, PD, FD, Asisten PD, Art Director, Unit Manajer
Merencanakan peralatan yang dibutuhkan sesuai tuntutan naskah yang dikonsultasikan bersama Technical Director.
Membagikan scenario kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan produksi.
Mengawasi kegiatan produksi secara menyeluruh
Memperhatikan latihan latihan dan melakukan evaluasi yang diperlukan tanpa merubah anggaran
Evaluasi waktu
Bila siaran Live, membantu PA
Bila rekaman, memastikan gambar gambar yang akan digunakan bersama PA
Berkoordinasi dengan stasiun penyiaran.
Pengarah Acara
Pengarah acara adalah orang yang bertugas menginterpretasikan naskah kedalam bentuk audio visual, pola pikirnyh harus mengingat kepentingan khalayak dan sejalan dengan pemikiran produser. Pengarah Acara harus kreatif, mampu bekerjasama dengan pihak lain, ngemong, mendengarkan dan menerima pendapat oranglain yang mendukung proses produksi, serta menjadi pengambil keputusan yang tepat. Bertanggungjawab terhadap hasil kerjanya.
Mampu mengarahkan artis
Mampu mengarahkan kameraman
Mampu mengarahkan tata cahaya
Mengerti dan mengarahkan tata suara
Mengarahkan dan mengerti tata artistic
Mengarahkan kostum, makeup, set dekor, property
Penulis Naskah
Bila diperlukan, bekerjasama dengan Produser dan Pengarah Acara dalam mengembangkan naskah dan formatnya, merevisi sampai ada kesepakatan.
Asisten Pengarah Acara
Membantu PA menyiapkan produksi
Membantu PA mengarahkan dan melatih baik didalam maupun luar studio
Membantu PA dalam pengambilan gambar dengan memberi tanda tanda
Membantu PA saat editing
Membuat Camera Card
Pengarah Teknik
Mendiskusikan fasilitas teknik yang diperlukan dengan PA dan atau Produser
Bertanggungjawab terhadap kualitas teknik
Bertindak sebagai Switcherman pada saat latihan dan rekaman
Mengoperasikan Switcing Board pada saat Pasca Produksi
Penata Suara
Menyusun tim audio bersama PA
Menyiapkan logistik rekaman
Memimpin kerabat kerja audio dan Control Room
Menyiapkan audio pada audio consul
Melakukan Checking terhadap mike dan audio balance
Melakukan audio mixing
Mengoperasikan audio consul pada saat pasca produsi
Penata Cahaya
Berdiskusi dengan PA dan Perekayasa dekorasi tentang tata letak dekornya
Melakukan inovasi tata cahaya sesuai kebutuhan naskah dan skema penempatan lampu
Mengawasi penempatan dan focus peralatan tata cahaya
Mengarahkan penataan peralatan tata cahaya agar dihasilkan tata cahaya yang optimal dan seimbang
Memimpin dan mengrahkan pengoperasian peralatan tata cahaya
Rekayasa Dekorasi
Berdiskusi dengan PA, Penata Cahaya tentang tata letak dekorasi secara keseluruhan
Melakukan inovasi setting dan design sesuai kebutuhan naskah
Mengawasi pembuatan konstruksi set
]–>Mengawasi aktifitas perekayasaan dan tata panggung di studio
Melakukan perubahan jika diperlukan
Bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas di studio/stage
Bertindak sebagai Pengarah Acara (melihat dan mendengarkan apa yang terjadi di lantai studio saat latihan dan produksi)
Melanjutkan aba aba dari PA kepada pengisi acara baik saat latihan maupun
produksi
Bertanggung jawab terhadap property dan kostum selama latihan
Kamerawan
Mempersiapkan kamera untuk produksi
Mengoperasikan kamera selama latihan dan produksi
Teknisi
Menyiapkan dan menset kamera agar menghasilkan gambar yang bagus
Menjaga Camera Control Unit agar ketajaman tidak berubah ubah meskipun terjadi perubahan situasi
Membantu PA untuk mendapatkan visual effect yang dibutuhkan
Memberikan solusi bersama penata cahaya bila terjadi kebocoran cahaya dalam pengambilan gambar
Menjaga CCU selam produksi
Tahapan Pelaksanaan Produksi (Standart Operational Procedure)
Produksi sebuah paket acara baik yang akan disiarkan, film, sinetron maupun dokumentasi untuk typing (dokumentasi manten, profile perusahaan dll) memerlukan sebuah tahapan produksi yang biasa disebut SOP atau Standart Opertional Proccedure.
Tahapan Produksi tersebut meliputi 4 empat tahap yaitu:
Pre Production (Pra Produksi)
Setup Rehearsal (latihan)
Production (Rekaman, pengambilan gambar)
Post Production (Pasca Produsi)
FILM 4 tahap
Televisi 3 tahap
Tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Pra/Persiapan Produksi.
Kegitan dalam tahap ini meliputi:
Production Meeting
Breakdown Skenario
Melaksanakan Survey/Hunting
Membuat Director-shot/Shooting-Script
Membuat Floor Plan
Membuat Blocking Kamera
Membuat Story Board
Perekrutan Karyawan dan Pemain
Setup / Latihan.
Pada tahap ini biasanya diawali latihan pertama dengan duduk bersama membaca dialog dilanjutkan dengan blocking sederhana
Latihan pengadeganan, pemain mencoba melakukan adegan sesuai naskah, dengan berkoordinasi dengan PA, Kamerawan dan penata makeup, busana dan property.
Menetapkan jadwal kerja yang artinya menyusun rencana waktu kapan produksi dimulai, kapan berlangsung dan kapan selesai. Penjadwalan berkaitan dengan anggaran atau budget produksi
Melaksanakan Perekaman Gambar dan Suara (Shooting)
Pemanggilan kerja / pemberitahuan kepada karyawan produksi yang bertugas. Pemanggilan ini menggunakan call shet.
Melaksanakan perekaman gambar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan tugas masing masing karyawan atau pemain.
Menyusun dan menyampaikan laporan shooting sesuai dengan jalur tugas yang telah ditetapkan.
4. Tahap Pasca Produksi :
a. Logging
b. Editing
c. Perekaman suara (dubbing) (untuk film)
d. Pembuatan musik / ilustrasi
e. Mixing
f. Review
g. copying
h. Laporan Produksi dan Keuangan, Laporan Kegitan.
VI. Sistem Produksi
Jurnalistik
Adalah produksi yang memiliki nilai informasi berita misalnya hard news, dokumenter atau soft news. Selain dokumenter bisa juga membuat News Magazine, Feature.
Artistik
Adalah produksi yang mengandung hiburan dan bersifat fiksi misalnya drama atau sinetron, video klip, film pendek.
Ad Lips
Adalah system produksi yang digunakan biasanya untuk pembuatan video klip.
Recorded
Adalah system produksi yang dilakukan tidak untuk siaran langsung misalnya wawancara, talkshow, laporan sebuah berita actual. Produksi rekaman ini dapat dilakukan dengan beberapa versi misalnya
Live On Tape,
Recording in Segment,
Rekaman dengan Single Kamera,
Rekaman dengan Multi Kamera.
Live (Siaran Langsung)
Adalah system produksi yang dilakukan secara siaran langsung karena mengandung unsur actualitas dan atau hard news seperti siaran berita Liputan 6, Redaksi sore, Pertandingan olah raga, Breaking News, acara musik di panggung. Dengan demikian tidak dilakukan rekaman dan Post Production. Live Broadcast memerlukan persiapan yang matang dan lebih sulit daripada rekaman.
Taping
Adalah system siaran yang menayangkan paket acara yang telah diproduksi sebelumnya misalnya film atau sinetron dan juga iklan, system ini menggunakan komputer yang berfungsi sebagai traffick.
Indoor (In Studio)
Adalah produksi / siaran didalam studio seperti karena pertimbangan alam, jumlah pemain, crew atau penggunaan effect tertentu misalnya Chromakey.
Outdoor (Outside Studio)
Adalah produksi / siaran diluar studio misalnya ada acara konser musik atau pertandingan sepakbola, balap sepeda dll.
Produksi Gabungan
Produksi yang sebagaian dilakukan di studio kemudian diberikan insert dari luar studio
VII. Visualization :
Adalah pengungkapan ide atau gagasan yang telah dituangkan dalam rankaian kata kata menjadi bentuk gambar, atau dengan kata lain merubah bahan yang bersifat auditif menjadi bahan yang bersifat visual. Hal ini erat kaitannya dengan pengambilan gambar dan pengadeganan. Misalnya Komposisi gambar, Teknik pembingkaian:
Keseimbangan
Simetri
Equilibrium
One Precentre
Two Shot
Nose Room
Looking Room
Walking Room
Over Shoulder Shot
Frame, Sound, Shot, Scene ( Adegan ), Sequence.
VIII. Picturization:
Teknik Menghubungkan satu gambar dengan gambar lainnya :
misalnya
Primary Movement dimana kamera tidak bergerak, tetapi artisnya bergerak.
Secondary Movement dimana kamera dan artis tidak bergerak, dan kamera memungkinkan malakukan panning.
Tertiary Movement dimana kamera bergerak sedangkan artisnya ditempat, kamera melakukan tracking, arching, dollying.
IX. Naskah sebagai pedoman dan panduan produksi
Dalam sebuah produksi, baik produksi acara yang mengandung unsur jurnalistik maupun artistik, memerlukan sebuah pedoman yang jelas sebagai petunjuk terselenggaranya sebuah program televisi dari tema, peralatan yang dibutuhkan, crew yang melakukan produksi, pengisi acara sampai asesoris yang diperlukan.
Tanpa naskah, maka sebuah produksi akan kacau balau dan tidak enak untuk disajikan. Naskah ibarat blue print bagi seorang arsitek dan teknik sipil untuk membangun gedung/bangunan.
Sumber Bahan Pustaka
1. Medoff, Norman J. et.al, Creating TV Projects, a Video Program and Production Guide, Knowledge Industry Publications, Inc. White Plains, New York
2. Subroto, Darwanto Sastro9, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana university Press, Yogyakarta, 1994
3. Utz, Peter, Video User’s Handbook, Third Edition, Prentice Hall Press, New York, 1982
4. Wahyudi, JB, Drs. Media Komunikasi Massa Televisi, Penerbit Alumni, Bandung 1986
5. Rea, Peter W dan david K, Irving, Producing and directing the Short Film and Video, Focal Press, Boston, 1995
6. Sutisno, PCS, Pedoman Praktis Penulisan Skenario TV dan Video, Grasindo, Jakarta, 1993
7. Wiese, Michael, Film dan Video Marketing, Michael Wiese Productions, Los Angles, 1989
8. Valk, Jos Van Der, Mengarang Naskah Video, Kanisius, Yogyakarta, 1992
9. Valk, Jos Van Der, Produksi Film Video, Kanisius, Yogyakarta, 1993
10. Wibowo, Fred; Dasar-dasar Produksi Program TV, Grasindo, Jakarta, 1997
Komentar
Posting Komentar